Ruang Gothic dalam Interior Masjid
Ruang gothic merupakan ruang yang digunakan di eropa pada abad pertengahan untuk arsitektur gereja. Ruang ini menghargai adanya cahaya Ilahi, di mana tercipta sebuah suasana remang di dalam ruang dengan sedikit cahaya masuk yang berasal dari bukaan pada posisi utama dan atas.
Nuansa yang timbul dalam ruang gothic adalah rasa kontemplatif hening dengan aksentuasi petunjuk Ilahi melalui sedikit cahaya dari atas. Gereja gothic di eropa ditandai dengan penemuan struktur batu berbentang lebar dengan bentuk lengkung yang mengarah pada kelancipan ujungnya. Dengan adanya penemuan mega struktur ini, gereja gothic dapat memiliki dimensi yang besar dan tinggi. Dalam ruang besar yang tinggi inilah bagian dinding penutupnya diberi karawang sehingga sedikit cahaya dapat masuk.
Walaupun contoh studi kasus yang akan disampaikan merupakan bangunan ibadah untuk jenis keagamaan tertentu, namun tulisan ini tidak membahas dan mempertentangkan jenis agama yang melatar belakangi bangunan yang dibahas. Telaah tentang interior dari sebuah masjid akan memiliki sebuah ketegasan jika secara arsitektural membawa lambang dan makna dekoratif yang islami. Dalam studi kasus Masjid An-Nur di Natuna, telah jelas-jelas bahwa lambang dan makna dekoratif yang muncul menunjukkan bahwa gedung tersebut adalah bangunan Islami. Bentuk kubah, tajug dan lain-lain bukanlah merupakan tolok ukur tampilan dari sebuah masjid. Kubah dari masjid pertama berasal dari bangunan berkubah pada Gereja Hagia Sophia yang berubah fungsi menjadi masjid. Asal dari atap tajug yang menjadi ciri khas masjid jawa pada Masjid Demak juga didasari dari bentuk meru untuk bangunan masyarakat yang beragama Hindu.
Masjid An-Nur di Natuna memiliki ruang dalam yang sangat luas. Bagian tengahnya dietrangi oleh skylight yang terletak di kubah masjid. Bagian tepi pada lantai satu yang terteduhi pelat lantai dua cukup gelap. Untuk meneranginya dibuat bukaan berupa karawang yang terletak di atas pintu masuk yang memilliki dimensi cukup besar. Terasa bahwa ruang remang pada bagian ini diterangi oleh sedikit cahaya dari atas layaknya ruang-ruang gothic. Dari segi bentuk, pintu masuk ini memiliki geometrika lengkung yang bagian atasnya lancip, persis dengan ciri bentuk pintu gereja eropa di masa gothic. Dua pintu utama yang terletak di sisi kiri dan kanan gedung menghadap ke kiblat juga mengarahkan nuansa ruang menjadi terfokus pada sumber cahaya Ilahi.
Background dari mihrab Masjid An-Nur di Natuna dibuat dari bahan kayu dengan bentuk yang cukup besar. Geometrikanyapun juga terbentuk dari lengkung atau busur dengan pertemuan lancip di bagian tengah/atasnya. Latar mihrab tersebut juga didesain dengan labirin busur lancip hingga semakin memperkuat kesan gothicnya. Terlepas dari unsur Isalm dan Kristen dari pembahasan ruang gothic ini, beberapa bangunan di nusantara juga memiliki tipe yang serupa. Keberadaan karawang pada rumoh aceh dan rumoh gadang juga mencirikan sebuah ruang cahaya Ilahi, hanya bedanya ruang ini tidak digunakan untuk bangunan ibadah, dan bentuknya juga khas bentuk tradisional nusantara.
Oleh : Tjahja Tribinuka
Dosen Jurusan Arsitektur ITS